Rabu, 10 Oktober 2012

ANALISIS PENGGUNAAN PRINSIP KESOPANAN MAHASISWA TERHADAP


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  LATAR BELAKANG MASALAH
          Bahasa menunjukkan pribadi seseorang. Penggunaan bahasa yang lemah lembut, sopan, santun, sistematik, teratur, jelas, dan lugas mencerminkan  pribadi penuturannya berbudi. Manusuia dalam kehidupannya memerlukan komunikasi untuk dapat menjalani hubungan dengan manusiamyang lain dalam lingkungannya. Ada dua cara untuk melakukan  komunikasi yaitu secara lisan dan tulis.
Prpinsip kesopanan merupakan kesenangan / kearifan, keuntungan, rasa  salut kesimpatikan kepada orang lain.
          Selain aspek yang sudah di jelasakan di atas terdapat beberapa aspek yaitu prinsip kerja sama penggunaan eufimisme, yaitu ungkapan pengalus dan penggunaan pilihan kata  honorific, yaitu ungkapan hurmat untuk berbicara dan menyapa orang.
          Pada generasi sekarang para mahasiswa  melalaikan prinsip kesopanan dalam berbahasa, termasuk dalam hal menyapa dosen,bahasa meminta izin untuk tidak mengikuti perkuliahan melalui sms,misalnya:
ü  Pak/buk,saya mau izin tidak mengikiti perkuliahan sekarang karena sakit.terimkasih.
ü  Assalamualaikum,saya andreas jurusan bahasa indonesia semester vb,tidak dapat mengikuti perkuliahan hari ini karena sakit.
atas perhatian ibu, saya ucapkan terimakasih.
 begitu juga prinsip kesopanan yang lain. Dari segi penyampaian bahasa dalam forum diskusi masih terdapat kelalaian prinsip kesopanan yang di lakukan mahasiswa.
         Untuk mengetahui bagaimana, prinsip kesopanan, dalam hal ini kita akan mencoba menganalisis.



1.2  RUMUSAN MASALAH
        Beberapa latar bekang yang telah di sajikan diatas, maka pokok pemasalahan yang akan di bicarakan adalah:
a.       Bagaimana bahasa yang di gunakan mahasiswa untuk izin kepada dosen tidak mengikuti perkuliahan melalui “sms”?
b.      Bagaimana bahasa yang di gunakan mahasiswa dalam menyapa dosen?

1.3  BATASAN MASALAH
      Dalam penelitian ini masalah yang di bahas di batasi sampai kebakuaan berbahasa mahasiswa untuk meminta izin untuk tidak mengikuti perkuliahan melalui “SMS”

1.4  TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
1.4.1 Tujaun penelitian
a. Mendeskripsikan bahasa yang di gunkan mahasiswa untuk izin kepada dosen tidak mengikuti perkuliahan melalui “sms”?
b. mendeskripsikan bahasa yang di gunakan mahasiswa dalam menyapa dosen?

1.4.2 Manfaat penelitian
          Unyuk mengetahui perinsip kesopanan berbahasa dalam kehidupan sehari-hari terutama di dalam kampus, agar dapat menerapakan prinsip kesopanan dalam kehidupan sehari-hari. Dan penelitian ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Dan manfaat bagi penulis sebagia acuan untuk melakukan penelitian yang berikutnya.
1.      Manfaat bagi pengajar dan siswa
Kesantunan berbahasa diharapkan akan dapat digunakan sebagai salah satu substansi dasar bagi pengajaran bahasa kepada para siswa pada jenjang pendidikan dasar dan jenjang pendidikan menengah, serta para mahasiswa pada jenjang pendidikan tinggi khususnya jurusan bahasa indonesia.
2.      Manfaat bagi umum
Hasil kajian ini akan dapat menambah khazanah kepustakaan pragmatik, yang sampai saat ini terbukti masih relatif terbatas dan bahkan dapat dikatakan masih langka.






BAB 2
KAJIAN TEORI
2.1 Prinsip kesopanan
Menurut Leech prinsip kesantunan didasarkan pada kaidah-kaidah. Kaidah-kaidah itu tidak lain adalah bidal-bidal atau pepatah yang berisi nasihat yang harus dipatuhi agar tuturan penutur memenuhi prinsip kesantunan.
Berbicara tidak selamanya berkaitan dengan masalah yang bersifat tekstual, tetapi seringkali pula berhubungn dengan persoalan yang bersifat interpersonal.
Prinsip kesopanan ini berhubungan dengan dua peserta percakapan, yakni diri sendiri (Self), dan orang lain (Other). Diri sendiri adalah penutur dan orang lain adalah lawan tutur dan orang ketiga yang dibicarakan penutur dan lawan tutur.
                Sedangkan prinsip kesopanan memiliki sejumlah maksim yaitu maksim kebijakan, maksim kemurahan, maksim penerimaan, maksim kerendahan hati, maksim kecocokan dan maksim kesimpatian. Prinsip kesopanan ini berhubungan dengan dua peserta percakapan (penutur dan petutur). (Wijana, 1996:55, Leech, 1983:131-132)
Sebelum membicarakan lebih jauh tentang keenam maksim kesopanan tersebut ada baiknya terebih dahulu kita terangkan mengenai bentuk-bentuk ujaran yang digunakan, sehingga prinsip kesopanan harus terus di terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Begitu juga dalam kehidupan sehari-hari di kampus para mahasiswa masih sering melalaikan prinsip kesopanan dalam meminta izin untuk tidak mengikutu perkuliahan.
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode penelitian
Metode penelitian merupakan alat prosedur dan teknik yang dipilih dalam melaksanakan penelitian (Djajasudarma, 1993: 3). Sebagai upaya mencapai tujuan penelitian, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan menerapkan metode deskriptif. Dalam kajiannya, metode deskriptif menjelaskan data atau objek secara natural, objektif, dan faktual (apa adanya) (Arikunto, 1993: 310). Metode deskriptif ini digunakan untuk menggambarkan apa adanya hasil dari pengumpulan data yang telah dilakukan oleh penulis. Metode deskriptif dipilih oleh penulis karena metode ini dapat memberikan gambaran yang secermat mungkin mengenai individu, keadaan bahasa, gejala atau kelompok tertentu.
3.2 jenis penelitian
            Metode deskriptif dipilih oleh penulis karena metode ini dapat memberikan gambaran yang secermat mungkin mengenai individu, keadaan bahasa, gejala atau kelompok tertentu. Dengan demikai penulis bisa mendapatkan data yang cukup valid.
            Metode yanag ke dua adalah metode obserfasi, karena dengan menggunakan metode ini penulis dapat melihat dan memeperoleh data secara langsung, 




BAB IV
4.1 Pembahasan
            Pembasan yang di terapakan dalam penelitian adalah sebagai berikut, dari data yang sudah di dapat oleh penulis dalam, Dalam penelitian ini masalah yang di bahas di batasi sampai kebakuaan berbahasa mahasiswa untuk meminta izin untuk tidak mengikuti perkuliahan melalui “SMS”
Mendeskripsikan bahasa yang di gunakan mahasiswa untuk izin kepada dosen tidak mengikuti perkuilahan melalui “sms”, setelah di lakukan peneleitian dengan metode penelitian observasi ternyata fakta yang di temukan tidak sesuai dengan  bahasa yang baku, karena dalam meminta izin masih terdapat penyingkatan kata yang silit di mengerti misalnya memunta izin karena sakit misalnya:
ü  coz sya gi skt, pak sya izin gk ikut kul krna sakit.

ü  Analisis: kata “cos”,adalah kata yang berasal dari bahasa inggris “because” yang berarti karena, jadi kata “cos” dalam meminta izin untuk tidak mengikuti perkuliahan kurang pantas dan tidak sopan, karena kata ini biasanya di gunakan untuk sms teman sebaya.
ü  Analisis: kata “sya” pada kalimat di atas adalah kata yang di singkat sedangkan kata aslinya adalah “saya”,sedangkan untuk meminta izin kepada dosen untuk tidak mengikuti kuliah kurang baik karena mengalami penyingkatan kata.
ü  Analisis: kata “gi” pada kalimat di atas adalah kata yang di singkat sedangkan kata aslinya adalah “lagi” sedangkan untuk meminta izin kepada dosen untuk tidak mengikuti kuliah kurang baik karena mengalami penyingkatan kata.
ü  Analisis:kata “skt” kalimat di atas adalah kata yang di singkat sedangkan kata aslinya adalah “sakit” sedangkan untuk meminta izin kepada dosen untuk tidak mengikuti kuliah kurang baik karena mengalami penyingkatan kata.
ü  Analisis: kata”kul”dalah kata yang di singkat, kata yang sebenarnya dalah kata kuliah jadi kata “kul” dalam sms untuk izin kepada dosen kurang sopan.



ü  Pak/buk,saya mau izin tidak mengikiti perkuliahan sekarang karena sakit.terimkasih.

Sedangkan dalam bahasa yang baku adalah sebagai berikut:
ü  Assalamualaikum,saya andreas jurusan bahasa indonesia semester vb,tidak dapat mengikuti perkuliahan hari ini karena sakit.
atas perhatian ibu, saya ucapkan terimakasih.
Jadi masih banyak terdapat penyimpanagan prinsip kesopanan dalan hal meminta izin untuk tidak mengikiti perkuliahan.
mendeskripsikan bahasa yang di gunakan mahasiswa dalam menyapa dosen, setelah  di lakukan observasi yang di lakukan penulis telah di temukan fakta, bahwa dalam kehidupan sehari-hari khususnya di lingkungan kampus tidak di temuakan penyimpangan dalam prinsip kesopanan dalam menyapa dosen, dapat di simpulkan bahwa tingkat kesopanan mahasiswa sangat tinggi khususnya dalam hal menyapa dosen di kampus.














BAB V
5.1 Sipulan
Para mahasiswa saat ini banyak yang melalaikan prinsip kesopanan dalam menyapa dosen di kampus, sehingga dapat disimpulkan bahwa mahasiswa masih banyak  melalaikan prinsip kesopanan. Terutama dalam hal meminta izin untuk tidak mengikitu perkuliahan.

5.2   Saran
Makalah yang kami buat belum sempurna  sesuai yang diharapkan. Masih terdapat banyak kekurangan maupun kesalahan. Kami juga menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itulah penulis akan menerima dengan senang hati dan penuh rasa hormat akan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga penelitian ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca dan bagi para mereka yang membutuhkannya.









DAFTAR PUSTAKA
Chaer, Abdul. 1988. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Bharata Aksara.
Keraf,  Gorys. Tata Bahasa Indonesia Rujukan.
Keraf, Gorys. 1990. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT: Gramedia Pustaka
Utama
Tarigan, Henry Guntur. 1986. Pengajaran Sintaksis. Bandung: Angkasa.




rpp


RPP PEMBELAJARAN
Nomor 01

                                                NAMA SEKOLAH               : SMPM 09 Watukebo
                                                MATA PELAJARAN           : BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
                                                KELAS/PROGRAM            : VII
                                                SEMESTER                           : 1
                                ASPEK                                   : KEMAMPUAN BERSASTRA
                                                SUBASPEK                           : MENDENGARKAN
                                                ALOKASI WAKTU              : 2 X 45 MENIT

A.  Standar Kompetensi
Mengapresiasi  dongeng yang  diperdengarkan 

B.  Kompetensi Dasar
Menemukan hal-hal yang menarik dari dongeng yang diperdengarkan     

C.  Indikator
KOGNITIF
1.   Produk
a.        Menuliskan hal-hal menarik dari dongeng

2.    Proses
a.       Mendengarkan materi tentang dongeng
b.      Menyimak dongeng yang dibacakan/diceritakan
c.       Menuliskan hal-hal menarik dari dongeng yang dibacakan.

KETERAMPILAN
      -

      AFEKTIF/KARAKTER
a.      Karakter siswa: rasa ingin tahu, menghargai dan kerja keras.
b.      Ketrampilan sosial :




D.  Tujuan Pembelajaran
KOGNITIF
1
Produk

a.      Setelah diperdengarkan  dongeng secara  langsung, siswa dapat menuliskan hal-hal menarik dari dongeng.
2
Proses

a.       Setelah mendengarkan materi, siswa dapat memahami matri tentang dongeng
b.      Setelah diperdengarkan dongeng secara langsung, siswa dapat menuliskan hal-hal menarik dari dongeng.
KETERAMPILAN
AFEKTIF/KARAKTER
1
Karakter Siswa

a.      Selama kegiatan pembelajaran tampak dalam diri siswa sikap rasa ingin tahu, kerja keras dan menghargai.
2
Keterampilan Sosial

Selama dalam kegiatan pembelajaran siswa dapat menanggapi informasi yang disampaikan secara langsung.



E.   Materi Pembelajaran 
1.  Materi tentang dongeng
a.Pengertian dongeng
Dongeng adalah cerita sederhana yang tidak benar-benar terjadi, misalnya kejadian-kejadian aneh di jaman dahulu. Dongeng berfungsi menyampaikan ajaran moral dan juga menghibur.
Dongeng termasuk cerita tradisional. Cerita tradisional adalah cerita yang disampaikan secara turun temurun. Suatu cerita tradisional dapat disebarkan secara luas ke berbagai tempat. Kemudian, cerita itu disesuaikan dengan kondisi daerah setempat.
Dongeng termasuk dalam prosa lama. Prosa lama cenderung bersifat imajinatif, istanasentris, didaktif, anonim, dan bentuk serta isinya statis, sedangkan prosa baru bersifar realistis (melukiskan kenyataan sehari-hari), dinamis atau mengalami perubahan terus-menerus sesuai dengan perubahan masa, dan tidak anonim.
b.      Macam-macam dongeng
1. Fabel, yaitu dongeng yang berisi tentang dunia binatang.
Contoh: Dongeng “Kancil dengan Buaya”.
Dongeng "Kancil Mencuri Mentimun".
2. Legenda, yaitu dongeng yang berhubungan dengan keajaiban alam, biasanya berisi tentang kejadian suatu tempat.
Contoh: Dongeng “Rawa Pening”.
Dongeng "Terjadinya Danau Toba".
3. Mite, yaitu dongeng tentang dewa-dewa dan makhluk halus. Isi ceritanya tentang kepercayaan animisme.
Contoh: Dongeng “Nyi Roro Kidul”.
4. Sage, yaitu dongeng yang banyak mengandung unsur sejarah. Karena diceritakan dari mulut ke mulut, lama-kelamaan terdapat tambahan cerita yang bersifat khayal.
Contoh: Dongeng “Jaka Tingkir”.
5. Parabel, yaitu dongeng yang banyak mengandung nilai-nilai pendidikan atau cerita pendek dan sederhana yang mengandung ibarat atau hikmah sebagai pedoman hidup.
Contoh: Dongeng “Si Malin Kundang”.

c.    Hal-hal menarik dari dongeng
Dongeng biasanya bersifat menghibur dan mengandung nilai pendidikan. Misalnya, pada dongeng Malin Kundang kalian akan terhibur dengan kesuksesan Malin Kundang yang bisa menjadi saudagar kaya raya, hidup mewah di kapal, dan mempunyai istri yang cantik. Selain mengandung hiburan, cerita Malin Kundang juga mengandung pendidikan moral, yaitu jika sudah menjadi orang yang berhasil janganlah menyianyiakan orang tua karena akan menjadi anak yang durhaka.
Setiap anak pasti senang jika mendengarkan dongeng karena banyak hal menarik dari dongeng tersebut. Hal-hal menarik dari sebuah dongeng terletak pada perubahan nasib pelakunya, konflik yang terjadi, dan amanat yang dapat diambil sebagai suatu nilai didik.

d.      Contoh dongeng
TUKANG SEPATU DAN LILIPUT
Dahulu kala, disebuah kota tinggal seorang Kakek dan Nenek pembuat sepatu. Mereka sangat baik hati. Si kakek yang membuat sepatu sedangkan nenek yang menjualnya. Uang yang didapat dari setiap sepatu yang terjual selalu dibelikan makanan yang banyak untuk dibagikan dan disantap oleh orang-orang jompo yang miskin dan anak kecil yang sudah tidak mempunyai orangtua. Karena itu walau sudah membanting tulang, uang mereka selalu habis. Karena uang mereka sudah habis, dengan kulit bahan sepatu yang tersisa, kakek membuat sepatu berwarna merah. Kakek berkata kepada nenek, “Kalau sepatu ini terjual, kita bisa membeli makanan untuk Hari Raya nanti.
Tak lama setelah itu, lewatlah seorang gadis kecil yang tak bersepatu di depan toko mereka. “Kasihan sekali gadis itu ! Ditengah cuaca dingin seperti ini tidak bersepatu”. Akhirnya mereka memberikan sepatu berwarna merah tersebut kepada gadis kecil itu.
“Apa boleh buat, Tuhan pasti akan menolong kita”, kata si kakek. Malam tiba, merekapun tertidur dengan nyenyaknya. Saat itu terjadi kejadian aneh. Dari hutan muncul kurcaci-kurcaci mengangkut kulit sepatu, membawanya ke rumah si kakek kemudian membuatnya menjadi sepasang sepatu yang sangat bagus. Ketika sudah selesai mereka kembali ke hutan.
Keesokan paginya kakek sangat terkejut melihat ada sepasang sepatu yang sangat hebat. Sepatu itu terjual dengan harga mahal. Dengan hasil penjualan sepatu itu mereka menyiapkan makanan dan banyak hadiah untuk dibagikan kepada anak-anak kecil pada Hari Raya. “Ini semua rahmat dari Yang Maha Kuasa”.
Malam berikutnya, terdengar suara-suara diruang kerja kakek. Kakek dan nenek lalu mengintip, dan melihat para kurcaci yang tidak mengenakan pakaian sedang membuat sepatu. “Wow”, pekik si kakek. “Ternyata yang membuatkan sepatu untuk kita adalah para kurcaci itu”. “Mereka pasti kedinginan karena tidak mengenakan pakaian”, lanjut si nenek. “Aku akan membuatkan pakaian untuk mereka sebagai tanda terima kasih”. Kemudian nenek memotongh kain, dan membuatkan baju untuk para kurcaci itu. Sedangkan kakek tidak tinggal diam. Ia pun membuatkan sepatu-sepatu mungil untup para kurcaci. Setelah selesai mereka menjajarkan sepatu dan aju para kurcaci di ruang kerjanya. Mereka juga menata meja makan, menyiapkan makanan dan kue yang lezat di atas meja. Saat tengah malam, para kurcaci berdatangan. Betapa terkejutnya mereka melihat begitu banyaknya makanan dan hadiah di ruang kerja kakek. “Wow, pakaian yang indah !”. Merek segera mengenakan pakaian dan sepatu yang sengaja telah disiapkan kakek dan nenek. Setelah selesai menyantap makanan, mereka menari-nari dengan riang gembira. Hari-hari berikutnya para kurcaci tidak pernah datang kembali.
Tetapi sejak saat itu, sepatu-sepatu yang dibuat Kakek selalu laris terjual. Sehingga walaupun mereka selalu memberikan makan kepada orang-orang miskin dan anak yatim piatu, uang mereka masih tersisa untuk ditabung. Setelah kejadian itu semua, Kakek dan dan nenek hidup bahagia sampai akhir hayat mereka.

2.      Diperdengarkan dongeng, siswa menemukan hal-hal menarik dari dongeng

Keong Emas

Raja Kertamarta adalah raja dari Kerajaan Daha. Raja mempunyai 2 orang putri, namanya
Dewi Galuh dan Candra Kirana yang cantik dan baik. Candra Kirana sudah ditunangkan
dengan putra mahkota Kerajaan Kahuripan yaitu Raden Inu Kertapati yang baik dan
bijaksana.
Tapi saudara kandung Candra Kirana yaitu Galuh Ajeng sangat iri pada Candra kirana,
karena Galuh Ajeng menaruh hati pada Raden Inu kemudian Galuh Ajeng menemui nenek
sihir untuk mengutuk Candra Kirana. Dia juga memfitnahnya sehingga Candra Kirana
diusir dari Istana. Ketika Candra Kirana berjalan menyusuri pantai, nenek sihirpun muncul
dan menyihirnya menjadi keong emas dan membuangnya ke laut. Tapi sihirnya akan hilang
bila keong emas berjumpa dengan tunangannya.
Suatu hari seorang nenek sedang mencari ikan dengan jala,
dan keong emas terangkut. Keong Emas dibawanya pulang
dan ditaruh di tempayan. Besoknya nenek itu mencari ikan
lagi di laut tetapi tak seekorpun didapat. Tapi ketika ia
sampai digubuknya ia kaget karena sudah tersedia masakan
yang enak-enak. Si nenek bertanya-tanya siapa yang
memgirim masakan ini.
Begitu pula hari-hari berikutnya si nenek menjalani
kejadian serupa, keesokan paginya nenek pura-pura ke laut
ia mengintip apa yang terjadi, ternyata keong emas
berubah menjadi gadis cantik dan langsung memasak,
kemudian nenek menegurnya "siapa gerangan kamu putri
yang cantik ?" "Aku adalah putri kerajaan Daha yang disihir
menjadi keong emas oleh saudaraku karena ia iri kepadak
u" kata keong emas, kemudian Candra Kirana berubah kembali menjadi keong emas. Nenek
itu tertegun melihatnya.
Sementara pangeran Inu Kertapati tak mau diam saja ketika tahu Candra Kirana
menghilang. Iapun mencarinya dengan cara menyamar menjadi rakyat biasa. Nenek
sihirpun akhirnya tahu dan mengubah dirinya menjadi gagak untuk mencelakakan Raden
Inu Kertapati. Raden Inu Kertapati kaget sekali melihat burung gagak yang bisa
berbicara dan mengetahui tujuannya. Ia menganggap burung gagak itu sakti dan
menurutinya padahal Raden Inu diberikan arah yang salah. Diperjalanan Raden Inu
bertemu dengan seorang kakek yang sedang kelaparan, diberinya kakek itu makan.
Ternyata kakek adalah orang sakti yang baik. Ia menolong Raden Inu dari burung gagak
itu.
Kakek itu memukul burung gagak dengan tongkatnya, dan
burung itu menjadi asap. Akhirnya Raden Inu diberitahu
dimana Candra Kirana berada, disuruhnya Raden itu pergi
ke desa Dadapan. Setelah berjalan berhari-hari
sampailah ia ke desa Dadapan. Ia menghampiri sebuah
gubuk yang dilihatnya untuk meminta seteguk air karena
perbekalannya sudah habis.
Tapi ternyata ia sangat terkejut, karena dari balik jendela ia melihat tunangannya sedang
memasak. Akhirnya sihirnya pun hilang karena perjumpaan dengan Raden Inu. Tetapi pada
saat itu muncul nenek pemilik gubuk itu dan putri Candra Kirana memperkenalkan Raden
Inu pada nenek. Akhirnya Raden Inu memboyong tunangannya ke istana, dan Candra
Kirana menceritakan perbuatan Galuh Ajeng pada Baginda Kertamarta.
Baginda minta maaf kepada Candra Kirana dan sebaliknya. Galuh Ajeng mendapat hukuman
yang setimpal. Karena takut, Galuh Ajeng melarikan diri ke hutan, kemudian ia terperosok
dan jatuh ke dalam jurang. Akhirnya pernikahan Candra kirana dan Raden Inu
Kertapatipun berlangsung. Mereka memboyong nenek Dadapan yang baik hati itu ke istana
dan mereka hidup bahagia.


F. Mdel/Metode Pembelajaran       
      Model/Metode                  :  
1.   Kerja individual






G. Kegiatan pembelajaran
     
PENDAHULUAN (10 menit)
1.      Mengkondisikan siswa dengan melakukan appersepsi
2.      Guru menyampaikan KD dan tujuan pembelajaran.

KEGIATAN INTI (60 menit)
1.      Siswa mendengarkan materi tentang dongeng dan hal-hal menarik yang ada di dalamnya (rasa ingin tahu)
2.      Siswa mendengarkan dongeng yang dibacakan/diceritakan (rasa ingin tahu)
3.      Memberikan tanggapan/menuliskan hal-hal menarik dari dongeng yang didengar (menghargai da kerja keras)

PENUTUP (10 menit)
1.      Sebelum kegiatan berakhir, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya

2.      Guru memberikan tugas penguatan terhadap siswa



H. Sumber Pembelajaran
penulis : Suprihadi


I.     Media/Alat Pembelajaran
1.     Lembar Kerja Siswa
2.     Sebuah dongeng

J.     Penilaian
1
Jenis Penilaian
a.    Produk
b.   Proses
c.    Sikap/Karakter
2
Teknik Penilaian
a.    Tulis
b.   Pengamatan

3
Bentuk Penilaian
a.    Uraian bebas
b.   Skala Sikap
c.    Skala Sikap
4
Instrumen Penilaian (Terlampir)






                                                                                                Jember , 1 Agustus 2011
Kepala,                                                                                                 Guru MP,




Dra. Hj. Sunarti                                                                                  Dra. Pribadi Rajin Sekali
NIP: ………………………..                                                                      NIP: ………………………























1.     Intrumen Penilaian
LEMBAR PENILAIAN PRODUK
1.      Tulislah tiga hal-hal menarik dari dongeng, yang telah dibacakan oleh guru!



LEMBAR PENILAIAN PROSES
NO
NAMA SISWA
ASPEK YANG DINILAI
JUMLAH
1
2
3
4
1






2






3






DST






Keterangan:
               
1
:
Kesungguhan dalam mendengarkan materi
2
:
Kesungguhan dalam menyimak dongeng yang dibacakan
3
:
Menuliskan hal-hal menarik dari dongeng dengan penuh kerja keras
4
:
Membacakan hal-hal menarik dalam dongeng di depan kelas





LEMBAR PENILAIAN SIKAP/KARAKTER
NO
NAMA  SISWA
ASPEK YANG DINILAI
JUMLAH NILAI
1
2
3
4
5
1







2







3







4







Dst







Keterangan:
1
:
Menunjukkan sikap rasa ingin tahu ketika mendengarkan materi
2
:
Menunjukkan rasa ingin tahu ketika mendengarkan dongeng
3
:
Menunjukkan sikap kerja keras ketika menuliskan hal-hal menarik dari dongeng
4
:
Menunjukkan sikap komunikatif dan berani ketika membacakan hal-hal menarik dari dongeng








2.     Rubrik Penilaian Produk
NO SOAL
RUBRIK JAWABAN
NILAI
1
Jawaban benar, sesuai isi dari dongeng
51-60
Jawaban kurang benar, kurang sesuai dengan isi dongeng
41-50
Jawaban salah, tidak sesuai dengan isi dongeng
31-40











SKOR MAKSIMAL
60





3.     Kunci Jawaban Produk
1
Hal-hal menarik dari dongeng “keong emas’ adalah perubahan nasib Candra Kirana yang semula sengsara karena dikutuk menjadi keong emas tetapi alhirnya kutukannya hilang karena bertemu dengan Raden Inu Kertapati dan akhirnya mereka menikah dan hidup bahagia.
2
 Konflik yang terjadi antara candra Kirana dan Galuh ajeng sebagai saudara kembar menjadikan cerita sangat menarik.
3
Amanat yang dapat diambil dari dongeng Keong emas adalah janganlah iri kepada sesama makhluk allah, apalagi pada saudara kita. Karena perbuatan iri akan menimbulkan sakit hati yang akan menyakiti diri kita sendiri. Dan janganlah melakukan perbuatan tidak terpuji seperti meminta tolong ke dukun/nenek sihir untuk mencelakai orang lain karena itu merupakan perbuatan yang tidak terpuji.